Metode Rukyat menentukan awal bulan Syawal atau Idul Fitri dengan cara melihat terbit tidaknya bulan baru (hilal) pada saat matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan. Jika hilal telah terlihat berarti besoknya adalah 1 Syawal atau lebaran. Sedangkan jika sore itu hilal belum terlihat maka besoknya masih bulan Ramadhan.
Di Indonesia ada tiga kriteria yang dipakai untuk menentukan apakah hilal terlihat berdasarkan ketinggian dari horizon saat matahari terbenam. Kriteria tersebut adalah: Rukyatul Hilal, Imkanur Rukyat dan Wujudul Hilal.
Kriteria Rukyatul hilal digunakan oleh kalangan NU mengharuskan hilal dapat terlihat. Menurut pakar astronomi Perancis, Danjon, hilal dianggap dapat terlihat jika ketinggian dari horizon minimal 7°. Sedangkan kalangan Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal. Maksudnya berapapun ketinggian hilal dari horizon tidak masalah, asal sudah diatas horizon walau ketinggian kurang dari satu derajat dianggap hilal telah tampak (wujud). Pemerintah sendiri mengambil jalan tengah dengan menggunakan kriteria Imakanur Rukyat yang mensyaratkan ketinggian minimal 2° diatas horizon agar hilal terlihat. Kriteria ini hasil pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Sedangkan metode hisab adalah menentukan awal Ramadhan atau Idul Fitri dengan menggunakan perhitungan matematis dan astronomis. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui apakah hilal telah terlihat. Perhitungan ini memiliki akurasi cukup tinggi dan menghasilkan data-data penting seperti dimana hilal akan terlihat, berapa ketinggiannya, berapa umur hilal dan sebagainya.
Berkat kemajuan teknologi komputer, saat ini kita tidak perlu bersusah payah melakukan perhitungan manual tersebut. Telah tersedia berbagai software yang dapat melakukan perhitungan awal bulan Hijriyah. Bahkan ada software yang dapat mensimulasikan keadaan langit pada saat tertentu agar kita dapat melihat gambaran keadaan hilal. Salah satu software ini adalah Stellarium yang dapat didownload secara gratis di www.stellarium.org atau disini.


Selanjutnya kita tentukan waktu untuk melihat simulasi hilal. Biasanya waktu yang dipilih adalah saat matahari terbenam pada akhir Ramadhan. Untuk itu kita ambil dua perkiraan waktu simulasi yakni tanggal 29 September dan 30 September. Terlebih dahulu kita akan mencoba mensimulasikan hilal pada tanggal 29 September 2008 pukul 18:10 WITA saat matahari akan terbenam.

Nah, selanjutnya simulasi kita teruskan ke sore hari tanggal 30 September 2008 untuk melihat apakah hilal telah terlihat pada saat matahari terbenam akhir Ramadhan. Sekarang kita atur tanggal di Stellarium menjadi 30 September 2008 pukul 18:10 WITA.

Penetapan 1 Syawal tahun ini akan ada keseragaman jika dilihat dari berbagai kriteria yang dipakai berbagai kalangan di Indonesia. Oleh karena ketinggian hilal sudah 10° maka kriteria Rukyatul Hilal (NU), Wujudul Hilal (Muhammadiyah), serta Imkanur Rukyat (Pemerintah) akan sama. Insyaallah akan ada keseragaman penetapan 1 Syawal oleh ketiga pihak ini.
Tapi sekali lagi perlu ditegaskan bahwa ini hanyalah simulasi dengan menggunakan software komputer. Walaupun software Stellarium ini sangat akurat, bahkan sering digunakan oleh NASA, tetapi ini hanyalah simulasi. Kita sebagai orang IT hanya menganggap ini sebagai alat, kepastian sebanarnya adalah mutlak kehendak Allah semata. Tapi setidaknya kita sudah punya rujukan dan prakiraan untuk menentukan kapan, dimana hilal akan terlihat. Selanjutnya tinggal tugas kalangan ahli rukyat untuk membuktikan bahwa hilal memang benar-benar terlihat. Selanjutnya kita bisa mempersiapkan diri untuk menyambut lebaran tahun ini.
Canggih juga nih, TI-nya Pak Guru Syam. Salut.
BalasHapusSELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
BalasHapus1 SYAWAL 1429 H
MOHON MAA LAHIR BATHIN
Sama-sama...kepada semua yang baca blog ini saya ucapkan mohon maaf lahir dan bathin. Selamat Idul Fitri 1429H.
BalasHapusSelamat Hari Raya Idul Fitri, pak
BalasHapusIta mohon maaf lahir n bathin jika ada salah2 kata selama ngblog :)
Dengan Rasa hormat dan penuh harapan memohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan
BalasHapusdan mengucapkan selamat hari raya idul fitri
Salam dari Keluarga Gunungkelir.com
Bagaimana pun cara atau pendekatannya untuk melihat awal ramadhan atau penentuan hari raya (sesuai dengan kaedah dan dasar hukum yang kuat)jangan sampai memecah belah umat Islam....
BalasHapus(ups... emang piring bisa pecah atau belah... he... he....)
salam
Salam jua gsn julak marotet :)
BalasHapusSalam juga untuk keluarga di gunung Kelir...
Salam untuk eNPe di Pontianah...
wew hebat heh,,, teryata ada yah software kaya gtu hehe,,
BalasHapuspertama-tama, salam kenal buat pak syamsuddin.
BalasHapuskedua, artikelnya bermanfaat sekali.
ketiga, setelah beberapa detik membuka blog ini, tanpa disangka-sangka saya mendengar suara takbir dan bedugnya.
langsung nangis dan terharu.
di sydney (rumah sementara saya), gak terdengar yang beginian.
makasih banyak, pak syam.
selamat idul fitri.
bahkan dalam menorehkan komentar singkat ini saya bisa saja salah, jadi mohon dimaafkan.
Selamat Idul Fitri Juga buat MarshMallow nun jauh di Sidney. Semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menaungi anda. Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin.
BalasHapussalut buat guru, tidak hanya bisa ngajar tapi kaya IPTEK
BalasHapussebuah bukti kalau IT ternyata mampu membawa kemaslahatan buat masyarakat banyak. semoga makin banyak piranti IT yang inovatif dan dinamis. btw, kita masih punya banyak waktu utk menikmati libur lebaran, ya, pak. salam idulfitri buat keluarga.
BalasHapusAssalammu 'alaikum ww..
BalasHapusminal 'aidin wal faidzin, Pak Syamsudin..
*bersalaman*
Oya Pak, saya kan udah silaturahim nih, katanya mo dikasih oleh-oleh “ikan kering” khas Bajayau. hwehehe:)
Maaf, dik Rahma....
BalasHapusIkan keringnya belum bisa kering karena hari hujan selalu....ha..ha.ha...nanti kalau udah musimnya ikan kering biar di kirim lewat pos...tapi alamatnya mana?
program bulan saya justru 30/9 itu 1 syawal pak, buktinya sekarang bulan pada posisi 16 syawal, he..he...!
BalasHapus