29 Juli 2008

Daerah Terpencil Takkan Maju?


Seorang pensiunan guru dan mantan penilik sekolah yang kenyang makan asam garam mengajar di daerah terpencil pernah berkata yang selalu menjadi bahan pikiran saya. "Sampai kapanpun, pendidikan di daerah terpencil tidak akan maju!". Saya terkejut mendengar perkataan beliau yang nampaknya seperti sebuah rasa pesimis atau bahkan mungkin sebuah ungkapan untuk memacu semangat kaum muda. Di balik perkataan beliau yang bernada pesimis ternyata tersirat berbagai bukti di lapangan yang pernah dialami oleh beliau sendiri.

Sekarang kita kita lihat hasil UN di daerah pinggiran dan terpencil, lihat lagi sarana dan prasarana yang ada. Kalau mau teliti lagi, lihat perbandingan jumlah guru antara sekolah di kota dan di daerah terpencil. Cari tahu juga, proyek rehab sekolah dan proyek lainnya kebanyakan diperoleh sekolah di kota atau di daerah pinggiran. Kalau anda telah mengetahuinya tentu anda akan setuju dengan pendapat awal saya bahwa pendidikan di daerah terpencil untuk saat ini masih kalah maju dibandingkan dengan pendidikan di kota.

1. Kekurangan Guru
Guru yang baru di angkat biasanya ditempatkan di daerah terpencil. Alasannya sederahana saja, karena di daerah terpencil banyak kekurangan guru. Harusnya dengan adanya drop guru baru yang masih fresh graduate dan berdedikasi tinggi ini pendidikan di daerah terpencil cepat maju.

Kenyataanya tidaklah demikian. Kebanyakan guru yang ditempatkan di daerah terpencil selalu terpikir untuk cepat-cepat pindah ke kota atau ke daerah kelahirannya. Di daerah paling ujung kecamatan Daha Barat terdapat sebuah SD. Dulunya di SD ini hanya ada 2 orang guru PNS dan beberapa guru honorer. Tapi 2 tahun belakangan ini banyak ditempatkan guru baru dan muda-muda. Tapi tidak sampai 5 tahun guru baru tersebut sudah pindah tugas atau masih dalam proses mengajukan berkas pindah.

Ada Ibu guru isteri Polisi pindah tugas dengan cepat karena mengikuti suami dan berbagai alasan "logis" lainnya. Akibatnya kembali terjadi kekurangan guru di SD tersebut seperti saat-saat sebelumnya.

Sebaliknya ada SD di kota yang jumlah gurunya 18 orang sedangkan kelasnya cuma 6 buah kelas. Apakah jumlah guru SD harus sedemikian banyaknya. Tentu tidak bukan. Jadi kenapa? Tentu saja karena banyak guru yang pindah ke SD tersebut. Atau ada guru "abadi" yang sejak mula diangkat di jaman bahaeula hingga sekarang tidak pindah-pindah karena keenakan.

Secara psikologis, alasan orang melakukan sesuatu hal ada dua. Pertama karena hal tersebut menguntungkan. Atau kedua untuk mengurangi kerugian. Jadi kalau dilihat dari aspek ini, tidak betahnya guru mengajar di daerah terpencil karena menganggap:
1. Mengajar di daerah terpencil merugikan.
2. Mengajar di daerah perkotaan menguntungkan.
Jadi wajar saja kebanyakan guru tidak betah mengajar di daerah terpencil dan selalu ingin pindah tanpa memikirkan bagaimana keadaan murid-muridnya setelah ditinggalkan.

Apakah hal ini melulu kesalahan guru? Tentu tidak. Sebagai sebuah sistem, pendidiakan juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya faktor kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Menurut pendapat saya yang bodoh ini, untuk mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil pemecahannya sederhana saja. Tidak perlu mengadakan mutasi / rolling besar-besaran guru kota ke daerah pinggiran. Rolling ini akan menimbulkan gejolak sosial yang besar karena guru di daerah perkotaan sudah "terlena" dengan kemudahan mengajar di kota, kok tiba-tiba harus bersusah payah pergi ke daerah pinggiran.

Caranya: Buat sebuah kebijakan yang membuat guru tertarik mengajar di daerah terpencil. Kebijakan ini bisa berupa penghargaan materi atau non materi.

Penghargaan materi bisa berupa insentif mengajar di daerah terpencil. Misal di kabupaten HSS, guru mengajar di daerah terpencil akan memperoleh tunjangan sebesar Rp.300 ribu perbulan. Walaupun menurut guru-guru di sana jumlah tersebut masih belum bisa menutupi ongkos transprot/ biaya bensin untuk pergi ke tempat tugas selama sebulan.

Jadi kalau mau serius memikirkan kemajuan pendidikan daerah terpencil, Sang Bupati Pilihan Rakyat harusnya memberikan insentif yang "sulit ditolak" guru. Misalnya tunjangan satu kali gaji pokok. Jangan beralasan keterbatasan anggaran. Untuk memberikan insentif guru terpencil tidaklah terlalu besar jumlahnya karena jumlah guru di daerah terpencil sedikit sekali. Buktinya, membeli mobil dinas yang mewah untuk pejabat kok bisa saja, kenapa untuk pendidikan belum bisa.

Tapi kalau daerah sangat miskin sehingga tidak bisa memberikan insentif tersebut, bisa juga insentifnya berupa penghargaan. Misalnya saja guru yang mengajar di daerah terpencil diberi angka kredit untuk kenaikan pangkat. Atau bisa juga guru di daerah terpencil otomatis lulus sertifikasi guru. Atau guru yang telah mengajar di daerah terpencil otomatis naik pangkat dalam waktu yang cepat. Kan tidak banyak memakan biaya.

Kalau insentif materi atau non materi ini dianggap "menguntungkan" tentu saja guru-guru "sulit menolak". Akibatnya tidak perlu diminta, mereka akan mengajukan diri mengajar di daerah terpencil. Tak perlu mutasi, tak perlu rolling dengan paksaan.

2. Kekurangan Sarana dan Prasarana.
Daerah terpencil atau pinggiran adalah daerah yang "tidak terlihat" dan "tidak perlu dilihat". Sehingga bagaimanapun parahnya kerusakan bangunan sekolah, maka hal ini tidak begitu terekspos ke luar sehingga tidak menjadi perhatian.

Jadi biasanya, proyek rehab cepat didapat oleh sekolah di kota. Sebaliknya sekolah pinggiran hampir rubuh baru di rehab. Kalau ada drop sarana, prasarana atau buku-buku selalu terlambat dinikmati daerah pinggiran. Malah terkadang sekolah pinggiran bisa memperoleh sarana-prasarana yang merupakan sisa dari sarana di kota.

Alasannya bisa bermacam-macam. Bisa karena alasan geografis berupa medan yang sulit dicapai transportasi. Atau alasan kependudukan: jumlah penduduk yang sedikit (tidak menguntungkan dalam hitung-hitungan politik pilkada). Atau dianggap daerah terpencil masyarakatnya tidak banyak menuntut atau tidak banyak mengeluh karena kepolosan dan kebodohan mereka. Atau karena politik "mercu suar" seperti jaman Soekarno. Pokoknya bangun dahulu kota agar gemerlap dan mentereng, urusan daerah pinggiran belakangan.

3. Lemahnya Pengawasan
Kondisi geografis yang membuat daerah menajadi terpencil. Bisa berupa pegunungan seperti daerah Loksado di HSS. Bisa berupa daerah rawa seperti di Bajayau. Oleh karena itu diperlukan waktu dan tenaga untuk mencapai daerah tersebut dari kota.

Pengawas sekolah dan pengawas guru mata pelajaran biasanya jarang datang ke daerah terpencil. Selama saya mengajar 5 tahun di daerah terpencil, kedatangan pengawas sekolah bisa dihitung dengan jari sebelah tangan saja. Begitu pula kehadiran kepala sekolah tidak setiap hari.

Akibatnya kinerja guru dan keadaan murid kurang diperhatikan. Kondisi sarana dan prasarana kurang cepat diketahui kerusakannya. Guru yang rajin jarang dapat tetap bertahan kerajinannya jika tidak memperoleh apresiasi dan penghargaan yang layak. Demikian pula guru yang malas akan bertambah kemalasannya karena tidak ada yang mengawasi. Akhirnya terjadi "musim koler" (musim malas) atau kemalasan berjamaah.

Demikian pula pengawasan dari masyarakat sangat kurang. Biasanya komite sekolah yang dibentuk didaerah terpencil memiliki kepengurusan seadanya bahkan tidak jarang ada yang fiktif. Mungkin karena jarang ada tokoh masyarakan yang peduli pendidikan. Buktinya bila diundang rapat orang tua siswa yang hadir sangat sedikit. Akibatnya fungsi pengawasan komite sekolah tidak bisa berjalan.

Jadi jika keadaan ini tidak berubah, maka kemajuan pendidikan di daerah terpencil akan selalu jalan di tempat. Tidak berlebihan jika ada ungkapan "Pendidikan di daerah terpencil takkan pernah maju".

SIM FKIP Unlam

Pada bulan Januari 2005 kami mendapat pekerjaan mengerjakan Sistem Informasi Akademik untuk FKIP Unlam (SIMFKIP) berbasis web. Tujuan dari proyek ini adalah untuk membuat sebuah sistem komputerisasi database akademik yang bisa diakses lewat jaringan kampus di FKIP Unlam, seperti data dosen, mahasiswa baru, perkuliahan, nilai, KRS, KHS sampai Ijazah. Pokoknya sistem yang lengkap untuk FKIP dan waktu pengerjaan 1 tahun dan maintanance 1 tahun berikutnya.

Setelah kerja keras selama 1 tahun maka website tersebut berhasil dibuat (lihat screen shoot di atas). Kami memakai core sisfokampus versi 2005 yang di kostumise agar sesuai dengan FKIP Unlam. Website ini sementara dihosting di server jaringan lokal FKIP Banjarmasin dan dilengkapi fasilitas portal berita dibagian front end dan administrasi SIMFKIP yang bisa dimasuki setelah login.

Selama hampir 1 tahun tersebut saya bolak-balik kdg-bjm. Terkadang saya 1 minggu sekali ke BJM atau terkadang 2 minggu sekali. Setelah berjuang (terkadang bermalam di ruang SIM FKIP beberapa hari) maka kami berhasil mensetup data universitas, fakultas, jurusan, prodi, dosen, mata kuliah, tahun akademik, jadwal akademik, KRS, KHS, dan data mahasiswa angkatan 2005/2006 sebanyak 890 orang mahasiswa.

Sebenarnya pekerjaan proyek ini sudah selesai, dari data PMB, kuliah, KRS, nilai mahasiswa, cetak KHS, cetak Transkrip sudah bisa dijalankan. Tinggal cetak Ijazah yang layoutnya perlu disempurnakan supaya sesuai dengan format ijazah keluaran FKIP Unlam. Hal ini sengaja belum saya selesaikan sampai pembayaran honor kami terima 100%. Hasil kerja kami sudah ditampilkan dan kami demokan hasilnya pakai proyektor secara live dihadapan Ka BAAK FKIP Unlam waktu itu. Semua berjalan lancar dari entri data, sampai cetak laporan. Tinggal data mahasiswa pada semester depan saja yang perlu dientri lagi agar proyek ini terus berlanjut. Pada saat itu kami sudah terima sebagian honor sebesar 36%.

Pada awal masa pengerjaan kami sudah menyusun draft kontrak yang isinya menjelaskan pekerjaan kami apa, tanggung jawab kami sampai dimana, hak dan honor kami berapa dan bagaimana dibayarkan, pihak FKIP apa saja hak dan kewajibannya, serta sampai kapan sistem menjadi tanggung jawab kami. Tapi sampai sekarang draft kontrak itu tidak pernah terrealisasikan menjadi kontrak. Entah hilang di mana draft tersebut kami tidak tahu. Jadilah pekerjaan dan tanggung jawab kami menjadi tidak ada batasannya. Pembayaran honor kami tidak menentu. Jadi kalau ada masalah selalu kami yang disalahkan.

Maksud kontrak tersebut, secara garis besar adalah:

  • Masa Development selama 1 tahun /2005 (tanggung jawab kami)
  • Masa Maintanance selama 1 tahun /2006 (tanggung jawab kami)
  • Setelah habis masa 2 tahun di atas menjadi tanggung jawab FKIP
  • Entri data awal angkatan tanggung jawab kami
  • Memberikan Pelatihan kepada petugas yang ditunjuk FKIP
  • Honor dibayar 30% setelah masa development selesai
  • Sisa honor 70% dibayar setelah maintanance selesai

Isi kontrak membuat adanya kepastian hak dan kewajiban kedua belah pihak. Tapi sampai saat ini kontrak tersebut tidak diwujudkan. Walaupun sebagian honor sudah kami terima 36% diakhir masa development tapi rincian tugas dan tanggung jawab kami tidak jelas. Setelah selesainya masa maintanance (2006) sisa honor belum juga kami terima. Padahal pekerjaan sudah 99% selesai (disaksikan Kepala BAAK) tinggal setting ijazah yang sengaja belum saya kerjakan sebagai jaga-jaga kalau-kalau honor belum diterima.

Setelah beberapa bulan selesainya masa maintanance kelanjutan proyek dan proses pembayaran tidak ada kejelasan. Pengelolaan SIMFKIP tidak ada petugas khusus yang menangani. Akibatnya database dan script SIMFKIP menjadi error dan tidak bisa login. Padahal sebelumnya ok saja tapi kok seperti ada kerusakan atau perubahan pada script dan database yang sebenarnya tidak harus terjadi.

Pihak FKIP tahunya SIMFKIP tidak jalan alias rusak bahkan dikatakan belum selesai karena mereka tidak tahu teknis pemrograman web. Padahal script sudah jadi, database sudah ok, sudah diujicobakan bahkan data awal sudah kami entri untuk angkatan 2005/2006.

Selanjutnya beredar isu di FKIP bahwa proyek belum selesai. Saya dituduh lari dari tanggung jawab tidak menyelesaikan pekerjaan padahal sudah menerima sebagian honor. Akhirnya mereka meminta saya untuk memperbaiki, tapi waktu saya tanyakan masalah kejelasan tugas dan tanggung jawab kami sampai dimana dan bagaimana sisa honor kami, ternyata masih tidak ada kejelasan. Waduh..saya jadi korban, jadi kambing hitam. Gara-gara tidak kontrak yang tidak jelas dan proyek yang tidak transparan sehingga tidak ada batasan yang jelas apa, siapa dan bagaimana serta sampai dimana tanggung jawab kami. Tapi biarlah sisa honor kami raib entah kemana, yang penting pekerjaan sudah selesai (tinggal 1%). Untunglah saya masih menyimpan backup script yang saya kerjakan sehingga walaupun script di server FKIP hancur.

Kalau tidak percaya bahwa SIMFKIP sudah selesai 100% silakan lihat script yang saya hosting di http://simfkip.net63.net. Di website gratisan ini saya upload Sistem Informasi Akademik FKIP Unlam Banjarmasin yang telah kami kerjakan dan selesai 99%. Tapi karena sebagai demo saja maka data-data saya kurangi untuk keamanan privasi.


Berita selengkapnya di sini

27 Juli 2008

Pamali


Pamali adalah kata yang sangat dihindari masyarakat suku Banjar. Artinya suatu tindakan yang tidak baik dan jika dikerjakan akan mendapatkan sesuatu masalah. Tapi jaman sekarang ini ke-pamali-an sudah mulai hilang dan ditinggalkan kaum muda. Padahal pamali sebenarnya berisi berbagai nasehat yang berharga. Simaklah beberapa pamali yang berhasil penulis peroleh dari www.mahmud-bahasasastra.blogspot.com.

a) sebagai penebal emosi keagamaan

Pamali maaandak patung dalam rumah, malaikat rahmat kada mau masuk
jangan meletakkan patung di dalam rumah, diyakini malaikat pembawa rahmat tidak mau masuk ke dalam rumah tersebut.

Pamali bajalanan pas tangah hari Jumahat, babahaya
‘jangan melakukan perjalanan bertepatan tengah hari Jumat, karena hal itu berbahaya’

Pamali banyu mata gugur ka awak urang mati, kaina urang matinya bisa kasakitan

‘air mata jangan sampai mengenai tubuh mayat karena akan menyebabkan mayat kesakitan’

Pamali basuruy malam, bisa gugur iman
‘jangan bersisir malam, diyakini akan kehilangan iman’

Pamali duduk sambil mamaguti lintuhut, sama lawan mahadapi api naraka
‘jangan duduk sambil memeluk lutut, karena sama dengan menghadapi api neraka’

Pamali guring imbah Asar, kaina pas tuha bisa gagilaan
‘jangan tidur setelah Asar, karena akan menyebabkan sakit jiwa ketika tua’

Pamali guring tangah hari Jumahat, panggaringan
‘jangan tidur bertepatan tengah hari Jumat, karena akan menyebabkan sakit-sakitan’

Pamali guring waktu sanja, kaina garing bangat
‘jangan tidur ketika senja, karena akan menyebabkan sakit parah’

Pamali lintuhut disatuakan ka dagu pas lagi duduk, panyakit hati
‘jangan duduk sambil meletakkan dagu di lutut, karena akan menyebabkan sakit hati’

Pamali manyimpan baju urang nang sudah mati, kaina urang nang sudah mati itu mamakai baju buruk di akhirat

‘jangan menyimpan pakaian orang yang sudah meninggal, diyakini orang yang sudah meninggal tersebut akan memakai pakaian buruk di akhirat’

Pas barabah, pamali batis maninjak kiblat, badusa ganal
‘jangan tidur menghadap kiblat, karena akan berdosa besar’

b) sebagai penebal emosi kepercayaan

Babinian nang masih datang bulan pamali mamakan amas hintalu ayam nang ada di dalam parut ayam nang disumbaleh, kaina kana panyakit batianan anggur
‘perempuan yang masih haid jangan memakan kuning telur ayam yang ada di perut ayam yang disembelih, nanti kena penyakit hamil anggur’

Imbah baranak pamali bajajahit, bisa kabus mata
‘setelah melahirkan jangan menjahit pakaian, nanti matanya rabun’

Imbah baranak pamali kaluar rumah pas siang hari, bisa kalalah.
‘setelah melahirkan jangan keluar rumah ketika siang hari, nanti terkena penyakit panas atau demam setelah melahirkan’

Imbah baranak pamali manampi baras, bisa kabus mata
‘setelah melahirkan jangan menampi beras, nanti matanya rabun’
Imbah baranak pamali mandi tangah hari, bisa kalalah
‘setelah melahirkan jangan mandi tengah hari, nanti terkena penyakit panas atau demam setelah melahirkan’

Imbah kawin pamali mandi ka batang banyu, bisa disambar buhaya
‘setelah nikah jangan mandi di sungai besar, nanti di sambar buaya’

urang batianan pamali makan lombok, kaina anaknya panangisan atawa panyarikan

‘orang hamil jangan makan lombok, nanti anaknya cengeng atau pemarah’

Kakanak nang kuwitannya tulak haji pamali mangibah kalambu, kaina kuwitannya kaributan di tangah laut

‘anak kecil yang orang tuanya naik haji jangan mengibas-ngibas kelambu, nanti orang tuanya tertimpa badai di tengah laut’

Waktu bapacar pamali kaluar rumah, kaina kada mau habang
‘ketika baru memakai inai jangan keluar rumah, nanti kukunya menjadi tidak merah’

Pamali bagambar batiga, bisa tapisah, nang di tangah badahulu mati
‘jangan berfoto bertiga, nanti terpisah yang di tengah lebih dulu meninggal’


Pamali bahéra waktu sanja, hilang rajakinya
‘jangan berak ketika senja, akan hilang rezeki’

pamali bangun malandaw, kada parajakian
‘jangan bangun kesiangan, nanti tidak memperoleh rezeki’

imbah makan pamali maunjun, kaina kada bapakoléhan
‘setelah makan jangan memancing, nanti tidak mendapatkan hasil’

Pamali bajajahit baju malam, mawaris fakir miskin
‘jangan menjahit pakaian malam hari, akan menjadikan miskin’

Pamali basalisit rambut malam, bisa mawaris fakir miskin
‘jangan menyelisik rambut malam hari, nanti menjadi miskin’

Pamali basangga wihang, bisa kada paingatan, mun garing lambat wigas
‘jangan bertopang dagu, nanti pelupa kalau sakit akan lambat sembuh’

Pamali basasapu atawa mambuang ratik malam, mambuang rajaki / kada parajakian

‘jangan menyapu atau membuang sampah malam hari, ini disamakan dengan membuang rezeki/sulit mendapatkan rezeki’


Pamali baulanja pas hari raya, tabuka hati handak baulanja tarus
‘jangan berbelanja ketika lebaran, nanti terbuka hati ingin selalu berbelanja’

Pamali dijapay urang bahu sabalah haja, kada paingatan
‘jangan sampai disentuh orang bahu sebelah saja, nanti jadi pelupa’

Pamali imbah baranak mandatangi urang mati, bisa kalalah
‘setelah melahirkan jangan melayat, nanti terkena penyakit panas atau demam setelah melahirkan’

Pamali kada manjuali urang nang panambaian batatukar kaina bisa kada payu jualannya

‘jangan sampai tidak menjuali pembeli pertama, nanti tidak laku jualannya’

Kakanakan nang balum bisa bajalan pamali dicaraminakan kaina kakanaknya pangguguran

‘anak yang belum bisa berjalan jangan dicerminkan, nanti anak tersebut akan sering jatuh’

Pamali karancakan bagambar, lakas mati
‘jangan terlalu sering berfoto, nanti pendek umur’

Pamali kawin bulan sapar, bisa kada balawasan kawinnya
‘jangan nikah bulan safar, nanti cepat cerai’

Limbah kamatian pamali manggangan nangka, kaladi, atawa makanan lainnya nang bagatah-gatah, kaina ada pulang nang handak mati

‘setelah kematian jangan menyayur nangka, talas, atau makanan lain yang mengandung getah, nanti ada lagi yang meninggal’

Pamali maandak baju di satang kandaraan, bisa maranjah urang
‘jangan menaruh pakaian di stang kendaraan, nanti menabrak orang’

Pamali maandak suk rinjing basangkangan di rinjing atawa panci, nang dikahandaki tahalang tarus

‘jangan menaruh sutil secara melintang di wajan atau panci, nanti yang diinginkan selalu tidak tercapai’

Pamali maarak bantal atawa tilam pas malam, harta bisa habis
‘jangan membawa atau mengeluarkan kasur/bantal/guling pada malam hari, nanti harta bisa habis’

Pamali maigut kuku, bisa handap umur
‘jangan menggigit kuku, akan pendek umur’

Pamali makan badadungkung, bisa bahéraan
‘jangan makan berjongkok, nanti akan diare’


Pamali makan baras nang pamulaan di katam, batakok
‘jangan makan beras yang baru selesai di ketam, nanti berpenyakit gondok’

Pamali makan sambil barabah, bisa barikit balakang di tilam atawa di lantay
‘jangan makan sambil berbaring, nanti punggung lengket di kasur atau lantai’

Pamali makan tumbung nyiur, bisa batakok
‘jangan makan tumbung kelapa, akan kena penyakit gondok’

Pamali makan waktu sanja, tangan kaina bisa bacalak
‘jangan makan ketika senja, nanti tangannya mempunyai bercak-bercak hitam’

Pamali malam hari manukar atawa manjual baras, mawaris fakir miskin
‘malam hari jangan membeli atau menjual beras, nanti menjadikan miskin’

Pamali malam hari manukar atawa manjual minyak gas, mawaris fakir miskin
‘malam hari jangan membeli atau menjual minyak tanah, nanti menjadikan miskin’

Pamali mamakan buah nang tumbuh di kuburan, sama lawan mamakan buah urang mati

‘jangan memakan buah yang tumbuh di kuburan, sama halnya dengan memakan buah orang yang sudah meninggal’

Pamali mambalah kayu pas bini batianan, kaina anaknya sumbing
‘jangan membelah kayu ketika istri sedang hamil, nanti anaknya sumbing’

Pamali mambanam bawang habang, bisa bakatak
‘jangan membakar bawang merah, akan keluar benjolan kecil pada kulitnya’

Pamali mambanam hidi kakarik, bisa manungguwi bangkay
‘jangan membakar batang lidi, akan menunggui bangkai’

Pamali mambari baras di padaringan lawan urang paminta-minta, mawaris fakir-miskin

‘jangan memberi beras di tempat beras kepada peminta-minta, nanti menjadikan miskin’

Pamali mambasuh piring malam, mambuang rajaki/kada parajakian
‘jangan mecuci piring malam hari, nanti jauh dari rezeki’

Pamali mambasuh sapeda motor lawan banyu tapasan, kaina sepéda motornya bisa hilang

‘jangan mencuci sepeda motor menggunakan air cucian, nanti sepeda motornya akan hilang’

Pamali mambawa makanan nang babungkus ka dalam rumah urang nang imbah kamatian sabalum 40 hari, kaina ada pulang nang handak mati di rumah nang itu

‘jangan membawa makanan yang berbungkus ke dalam rumah orang yang kematian sebelum 40 hari, nanti ada lagi yang akan meninggal di rumah tersebut’

Pamali mambawa parang basalut kuning, bisa ditémbak patir
‘jangan membawa parang yang ada kuningan di bagian hulunya, nanti disambar petir’

Pamali mambuang banyu bakas mandi kakanakan habang di pécéran, kaina mun sudah ganal anaknya bisa parigatan/mamurici

‘jangan membuang air bekas mandi bayi yang baru lahir di comberan, nanti kalau sudah besar anak tersebut akan jadi jorok’

Pamali manajak tihang rumah pas bini batianan, anak dalam parut bisa mati
‘jangan menancap tiang rumah ketika istri hamil, nanti anak yang dalam perut akan mati’

Pamali manajak tihang rumah pas bini hanyar baranak, anaknya bisa mati
‘jangan mendirikan tiang rumah saat istri baru melahirkan, nanti anaknya akan meninggal’

Pamali mananam lombok, kastéla, nangka, pinang habang, kananga, kambang kartas, di hadapan rumah kaina rumahnya bisa panasan

‘jangan menanam lombok, pepaya, nangka, pinang merah, kenanga, kembang kertas, di muka rumah nanti rumahnya tidak nyaman ditempati’

Pamali manapuk bantal lawan talapak tangan, bisa manungguwi urang mati saurangan

‘jangan menepuk bantal dengan telapak tangan, akan menunggui orang meninggal sendirian’

Pamali manatak kuku kakanak parahatan guring, bisa handap umur kakanaknya

‘jangan memotong kuku anak kecil saat tidur, nanti pendek umurnya’

Pamali manatak kuku atawa rambut hari Salasa wan hari Sabtu, bisa handap umur

‘jangan memotong kuku atau rambut hari Selasa dan Sabtu, akan pendek umur’

Pamali mancium kakanakan parahatan bahéra, awak kakanaknya bisa babau
‘jangan mencium anak kecil/bayi ketika berak, nanti badannya akan berbau’

Pamali mancium kakanakan parahatan guring, bisa handap umur kakanaknya
‘jangan mencium anak kecil ketika tidur, nanti pendek umurnya’

Pamali mandi babaju, kada payu
‘jangan mandi memakai baju, nanti jauh jodohnya’

Pamali mangantup lawang, lamari atawa lalungkang, parahatan ada nang handak baranak, bisa ngalih baranak

‘jangan menutup pintu, lemari atau jendela, ketika ada yang akan melahirkan, akan sulit melahirkan’

Pamali manggangan kaladi lawan pisang, bisa mati anum
‘jangan menyanyur keladi dengan pisang, nanti mati muda’

Pamali manggunting kain hari Salasa atawa Sabtu sagan diulah baju, banyunya kada nyaman dipakay

‘jangan memotong kain hari Selasa atau Sabtu untuk membuat baju, nanti tidak enak dipakai’

Pamali mangorék talinga malam Jumahat, bisa kada mandangar pas ditalakinakan urang

‘jangan membersihkan telinga malam Jumat, nanti tidak mendengar ketika ditalkin orang’

Pamali manjajak watun lawang muka rumah pas handak tulak haji, bisa kada tabulik lagi ka banua

‘jangan menginjak lantai pintu yang agak tinggi di depan rumah ketika akan berangkat haji, nanti tidak akan kembali ke kampung halaman’
Pamali manjarang hintalu ditukupi, kada mau pintar
‘jangan merebus telur memakai tutup, nanti jadi bodoh’

Pamali manjinjit talinga anak, anak bisa tambah bangal
‘jangan menjewer telinga anak, nanti anaknya tambah bengal’

Pamali manyalaakan kartas atawa kayu matan lampu, bisa mati kuwitan
‘jangan membakar kertas atau kayu menggunakan api yang berasal dari lentera, nanti orang tuanya akan meninggal’

Pamali manyambat “intan” bila dapat intan pas mandulang, intannya bisa hilang

‘jangan menyebut kata “intan” saat menemukan intan dalam aktivitas mendulang, nanti intannya hilang’

Pamali manyiangi parut kalatau, bisa mati ditembak patér
‘jangan membersihkan perut ikan kalatau, nanti matinya disambar petir’

Pamali manyumap hintalu, baanak bisu
‘jangan mengukus telur, nanti mempunyai anak bisu’

Pamali maulah dapur pamasakan mahadap kiblat, rumahnya bisa kabakaran
‘jangan membangun dapur menghadap kiblat, nanti rumahnya kebakaran’

Pamali maulah rumah nang dapurnya ja baloténg, bisa kada balawasan badiam di rumah

‘jangan membangun rumah yang dapurnya bertingkat di belakangnya saja, nanti tidak kerasan tinggal di rumah tersebut’

Pamali maulah rumah sabukuan ulin, panasan rumahnya
‘jangan membangun rumah semuanya terbuat dari kayu ulin, nanti tidak kerasan tinggal di rumah tersebut’

Pamali pindah rumah pas turun bulan, rumahnya kada nyaman didiami
‘jangan pindah rumah ketika turun bulan, nanti rumahnya tidak nyaman dijadikan tempat tinggal’

Pamali tadua parapatan dalam padaringan, mawaris fakir miskin
‘jangan ada dua penakar beras di tempat beras, nanti menjadikan miskin’

Pamali talingkahi uyah, bisa katirisan
‘jangan melangkahi garam, nanti keputihan’

Urang imbah baranak pamali mamakan iwak, bisa kalalah
‘orang yang baru melahirkan jangan memakan ikan, nanti kena penyakit panas/demam’


Urang batianan pamali bajajahit, kaina anaknya kada kawa kaluar
‘wanita hamil jangan menjahit, nanti anaknya tidak bisa keluar’

Urang batianan pamali makan pisang kambar, bisa kambar anaknya
‘wanita hamil jangan makan pisang kembar, nanti anaknya kembar’

Urang datang bulan pamali maulah tapai lakatan, tapainya bisa habang
‘wanita yang sedang haid jangan membuat tape ketan, nanti tapenya bisa merah’

Urang imbah baranak pamali mamakan iwak papuyu, bisa maruyan
‘wanita setelah melahirkan jangan memakan ikan papuyu, nanti mengalami pendarahan’

Pas handak kawin pamali makan gangan nang bakuah, kaina harinya bisa hujan
‘ketika akan menikah jangan memakan sayur berkuah, nanti ketika hari pernikahannya bisa hujan’

Urang batianan sabalum tujuh bulan pamali batatukar barang sagan anaknya, anaknya bisa mati

‘wanita hamil sebelum usia kandungannya tujuh bulan jangan membeli barang untuk anak dalam kandungannya, nanti anaknya tersebut akan meninggal’

Urang batianan pamali barabah di galuling, anaknya bisa tahalang
‘wanita yang sedang hamil jangan berbaring di guling, nanti posisi anak dalam kandungannya akan melintang’

Urang batianan pamali malihat nang kada baik, bisa kasindiran anaknya
‘wanita yang sedang hamil jangan melihat sesuatu yang tidak baik, nanti anaknya mirip dengan apa yang dia lihat’

Urang batianan pamali mambuang ratik di lubang, bisa ngalih baranak
‘wanita hamil jangan membuang sampah di lubang, nanti akan sulit melahirkan’

Urang batianan pamali mandatangi urang mati, bisa kaya mayat anaknya
‘wanita hamil jangan melayat, nanti anak dalam kandungannya akan menjadi seperti mayat’

Urang batianan pamali mangarut tapih di bahu wan malilit handuk di gulu, bisa talilit tali pusat anaknya

‘wanita hamil jangan mengikat sarung di bahu atau melilitkan handuk di leher, nanti anak dalam kandungannya bisa terlilit tali pusat’

Urang batianan pamali manyubarang batang banyu, lambat baranak
‘wanita hamil jangan menyeberangi sungai, nanti sulit melahirkan’

Urang handak kawin pamali manjajak watun, kaina kada kawa maucap ijab kabul
‘seseorang yang hendak menikah jangan menginjak bagian lantai rumah yang meninggi, nanti sulit mengucapkan ijab kabul’

2. sebagai alat pendidikan

(a) sopan santun

Pamali malingkahi awak urang, baarti maisap darah urang ngitu
jangan melangkahi tubuh seseorang, karena itu berarti ia telah mengisap darah orang yang dilangkahi itu.
Pamali mancatuk burit urang, kaina masakannya bisa kada nyaman
‘jangan memukul pantat orang, nanti masakannya tidak enak’

Pamali manilik urang di jamban, kaina matanya bisa batimbil
‘jangan mengintip orang di jamban, nanti matanya berbintit’

Pamali maninjak bakul, kaina batis bisa batuhut
‘jangan menendang bakul, nanti kakinya bengkak’

Pamali barabah batis ka atas, mananggung hutang
‘jangan berbaring dengan posisi kaki ke atas, nanti banyak utang’

Pamali basiul, bisa mangiaw hutang
‘jangan bersiul, karena itu berarti memanggil utang’

Pamali batiharap atawa batiharung, kaina ditinggalakan mati kuwitan
‘jangan bertiarap, karena dapat menyebabkan orang tuanya meninggal dunia’


(b) tata krama saat makan

Pamali makan bawadah tukup, bisa balaki tuha
jangan makan menggunakan tutup sebagai tempat makan, nanti suaminya berusia tua.
Pamali makan bawadah piring batumpang, bisa dimadu
‘jangan makan menggunakan piring yang bertumpang, diyakini akan hidup dimadu’

Pamali makan bawadah tukup, hati bisa tatukup (kada mau pintar)
‘jangan makan menggunakan tutup, nanti hati jadi tertutup (tidak akan pintar)’

Pamali makan buah kada bauyah, bisa karindangan saurangan
‘jangan makan buah tanpa garam, nanti akan kasmaran sendiri’

Pamali makan nasi di mangkok, balaki balu
‘jangan makan nasi di mangkok, nanti akan mempunyai suami duda’

Pamali makan nasi di mangkok, laki diambil urang
‘jangan makan nasi di mangkok, diyakini suami akan direbut orang’

Pamali makan di rinjing atawa di panay, bisa balaki balu
‘jangan makan di wajan atau di cobek, nanti akan bersuami duda’

Pamali makan dinyiru, bisa karindangan saurangan
‘jangan makan di nyiru, nanti akan kasmaran sendiri’

Pamali makan sambil bahunjur, bisa balaki atawa babini balu
‘jangan makan sambil berselonjor, nanti akan bersuami duda atau beristri janda’

Pamali makan sambil bapandér, bisa kada kanyang
‘jangan makan sambil berbicara, nanti jadi tidak kenyang’

Pamali mangaut nasi atasnya ja, handak nyamannya ja
‘jangan mengambil nasi bagian atasnya saja, nanti mau enaknya saja’

Pamali mangibit iwak badahulu nang di tangahnya, kaina pangolér bagawian
‘jangan mengambil ikan di bagian tengahnya dulu, nanti jadi malas bekerja’


Pamali mangipung uyah, bisa karindangan saurangan
‘jangan memakan garam tanpa makanan yang lain, nanti kasmaran sepihak’

Pamali manjumput makanan matan talapak tangan saurang, bisa bauma tiri
‘jangan mengambil makanan dari telapak tangan sendiri, nanti akan mempunyai ibu tiri’

Pamali nginum sambil badiri, jadi kamih
‘jangan minum sambil berdiri, air yang diminum langsung jadi air kencing’

Urang batianan pamali makan sambil badiri, pas baranak bisa tabahéra
‘wanita hamil jangan makan sambil berdiri, nanti saat melahirkan akan berak’

Pamali maandak piring di asuhan sambil makan, maasuh anak tiri
‘jangan meletakkan piring dipangkuan sambil makan, nanti akan mempunyai anak tiri’

Pamali maandak uyah di tangan, kaina jujuran murah
‘jangan menaruh garam di telapak tangan, nanti mas kawinnya sedikit’

Pamali mahirup gangan di wancuh, calungap sandukan
‘jangan menyeruput kuah sayur menggunakan sendok nasi, nanti suka menyela pembicaraan orang’
Pamali makan baalih kadudukan, balaki atawa babini balu
‘jangan makan berpindah-pindah tempat duduk, nanti beristri janda’

Pamali makan badiri, bangkak batis
‘jangan makan sambil berdiri, nanti kakinya bengkak’


(c) mensyukuri rezeki

pamali makan kada habis, bisa mati maninggalakan hutang
makan jangan tidak dihabiskan, nanti ia akan meninggal dalam keadaan berutang.
Pamali makan kada habis, banih di pahumaan rusak
‘jangan makan sampai tidak dihabiskan, nanti padi di sawah akan rusak’


Pamali makan kada talah atawa kada habis, kaina balaki balu
‘jangan sampai makan tidak diselesaikan atau tidak dihabiskan, nanti bersuami duda’

Pamali mambiarakan baras tahambur di lantay, bisa mawaris fakir miskin
‘jangan membiarkan beras berhamburan di lantai, nanti akan menjadikan miskin’

Pamali bahamburan nasi waktu makan, rajaki bisa tahambur-hambur ka lain
‘jangan sampai nasi saat makan berhamburan, nanti rezeki akan pindah ke lain’

Pamali banyu susu di awak titik ka hadapan anak, anaknya mun sudah ganal bisa jadi urang ‘nakal’

‘jangan sampai air susu ibu menetes ke kemaluan anak, nanti anaknya kalau sudah besar akan jadi perempuan nakal’

Pamali banyu susu di awak titik ka lantay, karing banyu susu
‘jangan sampai air susu ibu menetes ke lantai, nanti air susu ibunya akan kering’

Pamali mahabisakan baras di padaringan, habis rajakinya
‘jangan menghabiskan beras di tempat beras, nanti akan habis rezekinya’


(d) menggunakan sesuatu sesuai dengan fungsinya
Pamali mambasuh tangan lawan banyu di cangkir, bisa mawaris fakir miskin
jangan mencuci tangan menggunakan air minum dari gelas, karena hal tersebut menyebabkan kemiskinan.
Pamali mamainakan lading pas tangah hari Jumahat, kaina mun luka bisa kaluar masigit

‘jangan bermain pisau saat tengah hari Jumat, nanti kalau luka akan muncul mesjid dari luka tersebut’

Pamali mamainakan sinar matahari di caramin, rumahnya bisa kabakaran
‘jangan memainkan cermin dengan sinar matahari, nanti rumahnya bisa terbakar’


Pamali mambarasihi sapida motor lawan lap lantay, kaina kandaraannya bisa baranjahan

‘jangan membersihkan sepeda motor menggunakan kain pel, nanti kendaraannya akan kecelakaan’

Pamali mambuang tatakan kuku di lantay, kaina mati maninggalakan hutang
‘jangan membuang potongan kuku di lantai, nanti akan meninggal dalam keadaan berutang’

Pamali masuk ka dalam rumah jalan lalungkang, rumahnya rancak kamalingan

‘jangan masuk rumah melalui jendela, nanti rumahnya sering dimasuki maling’

Pamali masuk ka dalam rumah jalan lalungkang, bisa mati badarah
‘jangan masuk rumah melalui jendela, nanti meninggal dalam keadaan berdarah’

Pamali talalu rancak bacaramin, muha kada bararay
‘jangan terlalu sering bercermin, nanti mukanya tida bercahaya’

Urang batianan pamali badiri atawa baduduk di muhara lawang, bisa ngalih baranak

‘wanita hamil jangan duduk atau berdiri di muka pintu, nanti susah melahirkan’
Urang bujang pamali barabah di gaguling, tahalang jodohnya
‘anak perawan jangan tidur berbantalkan guling, nanti jauh jodoh’

Pamali guring babantal gaguling, bisa kahilangan urang nang disayangi
‘Jangan tidur menggunakan guling sebagai bantal, nanti kehilangan orang yang disayangi’

Babinian bujang pamali maandak wancuh di dalam panci nang batutup, bisa lambat balaki

‘anak perawan jangan meletakkan centong nasi dalam panci yang tertutup, nanti jauh jodoh’

Pamali maandak wancuh di dalam panci nang batukup, bisa mati dalam panjara

‘jangan meletakkan sendok nasi dalam panci yang tertutup, akan meninggal dunia dalam penjara’

Pamali urang batianan maandak wancuh di dalam panci nang batukup, bisa ngalih baranak

‘wanita hamil jangan meletakkan sendok nasi dalam panci yang tertutup, akan sulit melahirkan’

Babinian bujang pamali duduk di tangga, kaina lambat balaki
‘anak perawan jangan duduk di tangga, nanti jauh jodoh’

Pamali bacaramin sambil barabah, bisa ditémbak patér
‘jangan bercermin sambil berbaring, nanti disambar petir’

Pamali bacaramin sambil barabah, bisa karindangan saurangan
‘jangan bercermin sambil berbaring, nanti kasmaran sepihak’

Pamali badiri atawa baduduk di muhara lawang, kaina lambat balaki
‘anak perawan jangan duduk di depan pintu, nanti jauh jodoh’

Pamali bagandang di meja atawa di tawing, bisa mangiyaw hutang
‘jangan bergendang meja atau dinding, nanti memanggil utang’

Pamali bapayung di dalam rumah, sama lawan mamayungi urang mati
‘jangan berpayung di dalam rumah, karena sama halnya dengan memayungi mayat’

Pamali duduk bajajuntay di watun lawang, bisa ditinjak mintuha
‘jangan duduk berjuntai di depan pintu, nanti ditendang mertua’

Pamali duduk di atas bantal, kaina buritnya bisa babisul
‘jangan menduduki bantal, nanti pantatnya berbisul’


Urang batianan pamali duduk di tangga, bisa ngalih baranak
‘wanita hamil jangan duduk di tangga, nanti sulit melahirkan’

Pamali duduk di upih pinang, bisa disambar buhaya
‘jangan duduk di pelepah pinang, nanti disambar petir’

Pamali guring di pasahapan sambil bamukena, lakas mati
‘jangan tidur di sejadah dengan menggunakan rukuh, akan cepat meninggal dunia’

Pamali maandak parapatan di lantay, bisa mawaris fakir miskin
‘jangan meletakkan takaran beras di lantai, akan menjadi miskin’

Pamali maharu baras dalam padaringan, mangiyaw hutang
‘jangan mengaduk beras dalam tempat beras, nanti memanggil hutang’

(e) memanfaatkan waktu

pamali guring imbah Subuh, bisa kada parajakian
jangan tidur setelah shalat Subuh, nanti sulit mendapatkan rezeki.
Pamali manatak kuku malam, bisa handap umur
‘jangan memotong kuku malam hari, umurnya akan pendek’

Pamali manjatu binjay pas hari hujan, bisa kababinjayan
‘jangan mengambil buah binjay ketika hujan, nanti badannya bengkak-bengkak dan gatal’

Pamali manyalaakan lilin di rumah pas siang hari, bisa manungguwi urang mati

‘jangan menyalakan lilin di rumah ketika siang, nanti akan menunggui mayat’

Pamali minta duit waktu malam, mata bisa picak
‘jangan minta uang ketika malam, nanti matanya buta’

Pamali pangantén bajalan tiga hari sabalum kawin, manis dagingan
‘calon pengantin jangan melakukan perjalan tiga hari sebelum pernikahan, nanti diganggu mahluk gaib’

Pamali talalu bagaya, bisa kamarawaan
‘jangan terlalu bercanda, nanti akan menangis’

Pamali banyanyi atawa bapandér sambil bahéra, bisa patah gigi
‘jangan bernyanyi atau berbicara ketika berak, giginjya nanti patah’

Pamali bamasak sambil banyanyi, bisa kada masak
‘jangan memasak sambil bernyanyi, nanti yang dimasak tidak matang’

Pamali bapandér dalam lubang waktu mandulang, jauh rajaki
‘jangan berbicara ketika mendulang intan, nanti jauh rezeki’

Pamali diumpati urang bacaramin, kaina laki atawa bini bisa dirabuti urang
‘jangan mengikuti ketika orang becermin, nanti suami atau isterinya direbut orang’

Pamali banyanyi sambil bamasak, bisa balaki tuha
‘jangan bernyanyi sambil memasak, bisa mendapatkan suami yang tua’


Pamali kaluar rumah pas sanja kuning, kaina panggaringan
‘jangan keluar rumah ketika senja berwarna kuning, nanti akan sakit-sakitan’

(f) kesehatan dan keselamatan
Pamali baulah rumah mahadap ka matahari pajah, kada mau naik rajakinya
jangan membangun rumah ke arah matahari tenggelam, nanti rezeki tidak akan masuk ke rumah tersebut.
Pamali mandaday tapasan di luar rumah pas malam, kaina dipakay hantu baranak
‘jangan menjemur pakaian di luar rumah ketika malam hari, nanti pakaiannya dikenakan kuntilanak’

Kakanakan imbah basunat pamali kaluar rumah, kaina lambat waras
‘anak yang baru dikhitan jangan keluar rumah, nanti sakitnya tidak segera sembuh’


Banyu susu di awak pamali titik ka talinga anak, kaina bisa bacorék talinga anak

‘air susu ibu jangan meneters ke telinga anak, nanti telinga anaknya terkena penyakit congek’

Imbah makan pamali langsung barabah, bisa pangolér
‘setelah makan jangan langsung berbaring, nanti jadi pemalas’

Imbah makan pamali langsung mandi, bisa buris parut
‘setelah makan jangan langsung mandi, nanti perutnya bisa bengkak’

Kakanakan pamali bapénanan di barumahan, bisa babisul kapala
‘anak-anak jangan bermain di kolong rumah, nanti tumbuh bisul di kepalanya’

(g) menyelesaikan pekerjaan.
pamali mamirik sambal bagagantiyan, kaina sambalnya bisa kada nyaman
jangan mengulek sambal bergantian, nanti sambalnya tidak enak.

pamali manarik parang matan kumpangnya satangah-satangah atawa alang-alang, kaina bisa mancucuk awak saurang
jangan menarik parang dari sarungnya, nanti akan menusuk ke dirinya sendiri..

2. sebagai sistem proyeksi khalayan suatu kolektif yang berasal dari halusinasi seseorang terhadap hal-hal gaib
pamali bajalan waktu hujan panas, diumpati hantu baranak
jangan berjalan ketika hujan panas, nanti akan diikuti kuntilanak.

Pamali malarap kaning, bisa malihat hantu
‘jangan mencukur kening, nanti melihat hantu’

Imbah kawin pamali kaluar rumah pas sanja, bisa diganggu urang halus
‘setelah nikah jangan keluar rumah ketika senja, nanti akan diganggu makhluk gaib’
Kakanakan halus pamali masuk ka hutan, bisa dirawa urang halus, kaina kapidaraan

‘anak-anak jangan masuk ke hutan, nanti akan diganggu makhluk gaib’

Pamali badadakuan malam, bisa dimainakan hantu
‘jangan main congklak malam hari, nanti akan dimainkan hantu’

Pamali bajalan bajéjér, bisa taranjah hantu
‘jangan berjalan berjejer, nanti akan tertabrak hantu’

Pamali bakamih di hutan, diganggu urang halus
‘jangan kencing di hutan, nanti akan diganggu makhluk gaib’

Pamali basasiul parak sanja, mangiaw iblis
‘jangan bersiul ketika senja, sama halnya dengan memanggil iblis’

Pamali guring di paimaman, bisa diangkat hantu baduk
‘jangan tidur di tempat imam sholat, nanti diangkat hantu baduk’

Pamali kakanakan bajalan parak kuburan, bisa kapidaraan
‘anak kecil jangan berjalan dekat kuburan, nanti diganggu makhluk gaib’

Pamali kakanakan malihat mayat, bisa kapidaraan
‘anak kecil jangan melihat mayat, nanti diganggu makhluk gaib’
Pamali main batukupan waktu sanja, bisa disuhukakan hantu
‘jangan main petak umpet ketika senja, akan disebunyikan hantu’

Pamali mambanam acan di hutan malam hari, didatangi harimaw jajadian
‘jangan membakar terasi di hutan pada malam hari, nanti didatangi harimau jadi-jadian’

Pamali mambanam saluang di hutan, bisa mangiaw hantu baranak
‘jangan membakar ikan saluang di hutan, akan memanggil kuntilanak’

Pamali mambawa lakatan nang sudah masak di padang hinip, diganggu urang halus

‘jangan membawa ketan yang telah matang di tempat sepi, nanti diganggu makhluk gaib’

Pamali mambuang bakas kataman tabala urang mati, bisa mangiaw iblis
‘jangan membuang bekas serutan papan peti mati, sama halnya memanggil iblis’

Pamali manggantung kalambu taimbay, bisa di datangi urang mati
‘jangan menggantung kelambu bersama-sama, akan didatangi mayat’

Pamali manguap kada ditukupi lawan tangan, kaina dimasuki iblis
‘ketika menguap jangan sampai tidak ditutup dengan tangan, nanti dimasuki iblis’

Pamali maninggalakan kakanak halus pas magrib, diganggu urang halus
‘jangan meninggalkan anak kecil ketika senja, akan diganggu makhluk gaib’

Urang batianan pamali bajalan malam, digangu urang halus
‘wanita hamil jangan berjalan malam hari, nanti digangu makhluk gaib’

Urang batianan pamali mangucup tulang, kaina anaknya bisa dihisap buyu
‘wanita hamil jangan mengisap tulang, nanti anaknya diisap buyu’

Urang imbah baranak pamali baduduk bahunjur sambil batumpang batis, anaknya bisa diisap buyu

‘wanita setelah melahirkan jangan duduk berselonjor sambil bertumpang tindih kakinya, nanti anaknya menderita busung lapar’

Urang nang baisi anak halus pamali mamakan atawa mambawa ka rumah buah gindalun, kaina anaknya kana panyakit sawan

‘orang yang memiliki anak kecil jangan memakan atau membawa ke rumah buah gindalun, nanti anaknya kena penyakit sawan’

Hari Minggu Males, Ngenet Aaah.

Hari ini Abi lagi kecapean, males kemana-mana. Kemarin seharian di garis depan (Bajayau) ada acara perpisahan rekan guru. Bangun tidur habis deh badan pegel-pegel karena kemarin naik motor 90Km. Oh ya...si kecil Aulia lagi tidur, Umi lagi nyuci, n Icha lagi nonton kartun. Yaa udah Abi ngenet aja di kamar sambil menemanin Aulia tidur.

Aulia kecil lagi enak tidur karena dari subuh jam 4 tadi nggak tidur.

25 Juli 2008

Hello Schools! Mana Databasemu?


Saat ini, hampir semua lembaga pendidikan mulai ramai-ramai menggunakan TI dalam dunia pendidikan. Entah itu sekedar ikut-ikutan biar dikatakan modern atau memang sungguh-sungguh memanfaatkan TI semaksimal mungkin untuk menunjang proses pendidikan.

Akan tetapi ada anggapan TI itu sama dengan internet. TI itu sama dengan lab komputer. TI itu sama dengan mengetik di MS Word atau membuat sheet di XL. TI itu sama dengan email. Sehingga bila sudah memiliki atau mempunyai salah satu dari hal tersebut sudah bisa dikatakan ikut kemajuan zaman menggunakan TI.

Saya tidak menyalahkan paradigma di atas. Hanya saja ada hal penting yang tidak kita tiru dari pemanfaatan TI di lembaga pendidikan luar negeri yang telah maju. Apakah itu? yakni kita belum mempunyai sistem DATABASE di sekolah kita.

Coba simak kisah masa kecil dan masa sekolah Bill Gates bersama Paul Allen, banyak diisi kegiatan mereka mempelajari dan mengoprek komputer sekolah yang pada saat itu masih berbentuk mainframe (besar seperti lemari). Ternyata fungsi utama komputer sekolah saat itu sebagai server database untuk menyimpan data-data pendidikan. Padahal itu terjadi puluhan tahun lalu, jangan ditanya lagi keadaan sekarang di Amerika. Hampir semua sekolah mempunya server database yang canggih dan terhubung ke jaringan internet global.

Sekarang coba kita pikir. Di sekolah kita komputer sudah ada bahkan banyak sekolah yang memiliki puluhan komputer di lab komputernya. Tapi coba tanya mereka, mana server databasenya? Apa saja data yang disimpan? Program aplikasi apa yang digunakan untuk mengakses database tersebut? Jawabannya...tidak tahu... Karena memang banyak yang belum tahu, belum menyadari arti pentingnya database bagi sekolah.

Jadi gimana dong? Gampang saja solusinya. Untuk membuat server database, ada beberapa hal yang harus kita sediakan:

  1. hardware (PC biasa atau Server khusus)
  2. software server database (MySQL-gratis  atau MS Access-bayar)
  3. Aplikasi pengakses database (Aplikasi web atau aplikasi desktop)
  4. Jaringan Komputer (kalau ada atau semua diinstall di satu komputer saja)

OK, sampai di sini dahulu. Pada posting berikutnya akan dibahas implementasi hardware, software, membuat aplikasi dan jaringannya.

21 Juli 2008

Perpisahan Angkatan 2008

Tanggal 7 Juni 2008, siswa-siswiku kelas III angkatan 2005 mengadakan perpisahan. Walaupun dilakukan secara sederhana tapi berlangsung meriah dan penuh kekeluargaan dan keharuan. Siswa yang ditinggalkan dan meninggalkan membacakan sambutan perpisahan dengan linangan air mata. Bahkan siswi kelas III yang membacakan puisi perpisahan sambil menangis.

Saat siswi-siswi membawakan lagu Hymne Guru.


Sambutan Bapak H. Amrani, S.Pd.Kn selaku Kepala Sekolah.

Halal bihalal saling memaafkan dan mohon doa restu.

Demikian kenangan bersama siswa-siswiku tercinta. Semoga kalian dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dan menjadi manusia yang berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara. Amin.

06 Juli 2008

Tutorial OpenOffice Berbahasa Indonesia


Bagi anda yang menginginkan solusi murah aplikasi perkantoran (office) untuk perangkat komputer dan laptop, tidak ada salahnya mencoba aplikasi office gratis OpenOffice.org. Meskipun gratis, fitur aplikasi perkantoran yang tersedia tidak kalah hebat dengan aplikasi berbayar (2 Jutaan) semacam Microsoft Office. Bagi pengguna baru, yang belum pernah menggunakan aplikasi ini pasti akan mengalami kesulitan dalam pengoperasiannya, untuk itu kami menyediakan referensi bagi anda yang ingin menggunakan aplikasi ini, berupa tutorial penggunaan OpenOffice berbahasa Indonesia. Manual (petunjuk penggunaan) OpenOffice ini dibuat oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan bebas untuk di-download dan disebarluaskan. Berikut ini adalah daftar tutorial dalam format e-book (PDF) yang tersedia :

Cover Buku dan Daftar Isi :
Cover Buku [Download]
Daftar Isi [Download]

Tutorial OpenOffice Writer (padanan Microsoft Office Word) :
Bab 1. OpenOffice Writer [Download]
Bab 2. OpenOffice Writer [Download]
Bab 3. OpenOffice Writer [Download]
Bab 4. OpenOffice Writer [Download]

Tutorial OpenOffice Calc (padanan Microsoft Office Excel) :
Bab 5. OpenOffice Calc [Download]
Bab 6. OpenOffice Calc [Download]
Bab 7. OpenOffice Calc [Download]
Bab 8. OpenOffice Calc [Download]

Tutorial OpenOffice Impress (padanan Microsoft Office PowerPoint) :
Bab 9. OpenOffice Impress [Download]
Bab 10. OpenOffice Impress [Download]
Bab 11. OpenOffice Impress [Download]
Bab 12. OpenOffice Impress [Download]

Tutorial OpenOffice Base (padanan Microsoft Office Access) :
Bab 13. OpenOffice Base [Download]
Bab 14. OpenOffice Base [Download]
Bab 15. OpenOffice Base [Download]
Bab 16. OpenOffice Base [Download]
Bab 17. OpenOffice Base [Download]

Materi Tambahan : Langkah Instalasi OpenOffice.org [Download]

05 Juli 2008

Winbox Rasa Ubuntu

Para admin jaringan pasti banyak yang tahu "Winbox" sebagai tool untuk menyetting server bandwidth manager dan router jarak jauh. Tapi sayang sekali winbox adalah file executable yang jalan di Windows. Tapi jangan keburu patah hati pengguna Linux, kita masih dapat menjalankan Winbox di Linux (saya mencobanya di Ubuntu 8.04) dengan menggunakan Wine. Nggak percaya? Nih lihat screenshootnya...


04 Juli 2008

Pusing Menyusun Jadwal Pelajaran? di AscTimeTables aja!

Awal tahun ajaran berarti dimulainya kesibukan seluruh staff sekolah. Menyusun jadwal pelajaran termasuk pekerjaan utama yang memakan waktu dan pikiran. Apalagi jika jumlah kelas banyak maka makin rumit pula proses membuat pembagian jam mengajar ini. Jika tidak ingin terlalu pusing memikirkannya, bisa dicoba menggunakan bantuan program komputer AscTimeTables.




Langkah-langkah menyusun jadwal pelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu menginput data-data yang diperlukan untuk menyusun jadwal. Data-data yang diperlukan adalah:



  1. Data Umum Sekolah

  2. Mata Pelajaran

  3. Kelas

  4. Ruangan (tidah harus ada)

  5. Guru

  6. Siswa (tidah harus ada)


Lebih mudahnya bisa dilihat di toolbar pada bagian menu Spesifikasi :



Baiklah, kita mulai saja belajar menyusun jadwal pelajaran menggunakan AscTime Tables. Silakan ikuti langkah-langkah di bawah ini:


1. Data Umum Sekolah



Isikan nama sekolah, tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran perhari, jumlah hari belajar perminggu. Perlu juga diperhatikan Work with zero lessons hanya diisi jika sekolah menerapkan adanya jam pelajaran ke-nol (jam 0) yakni jam tambahan sebelum jam pertama. Sedangkan Number of days adalah jumlah hari belajar perminggu. Umumnya di Indonesia jumlah hari belajar ada 6 hari dari Senin s/d Sabtu. Jumlah max jam/hari diisi sesuai keperluan sekolah. Misalnya untuk SMP dengan sistem KTSP bisa diisi dengan 7 jam pelajaran perharinya.


Data bel pada tab berikutnya bisa diisi bisa tidak. Demikian pula data alamat pada Custom Fields bisa diisi bisa tidak. Tapi yang bisa diperhatikan adalah data pada Parameter.



Pada bagian parameter terdapat pengatura untuk menghasilkan jadwal yang berbeda setiap kali di generate. Sedangkan Cek kelelahan berguna agar jadwal yang disusun memperhatikan banyaknya jam mengajar guru perhari atau dalam beberapa hari yang berurutan. Cek distribusi berguna untuk membagi beberapa jam pelajaran menjadi beberapa kali pertemuan dengan jeda hari. Terakhir Cek jeda guru berguna agar sistem memperhatikan jumlah guru yang mengajar perhari dan sedapat mungkin dibagi rata.


2. Pelajaran


Kita harus memasukan data mata pelajaran sesuai dengan kondisi sekolah lengkap dengan Nama Mata Pelajaran, kode, dan jam pelajaran perminggunya. Perhatikan contoh mata pelajaran SMPN 2 Daha Selatan di bawah ini:



Perhatikan tombol bagian kanan. Bila kita klik salah satu mata pelajaran maka tombol-tombol tertentu akan aktif. Silakan klik tombol Waktu Kosong. Gunanya adalah menentukan pada jam ke berapa saja suatu mata pelajaran dapat diajarkan. Misalnya mata pelajaran Olah raga / Penjaskes kan tidak lucu kalau diajarkan pada jam terakhir saat hari sedang panas. Tanda ceklist hijau artinya mata pelajaran ybs bisa diajarkan pada jam tersebut, tanda silang merah berarti tidak akan diletakkan pada jam tsb sedangkan tanda tanya artinya bisa ditempatkan tapi dengan prasyarat. Kalau jam 1 pada hari Senin artinya semua pelajaran tidak bisa ditempatkan pada waktu tsb karena sedang upacara bendera.



3. Kelas


Silakan isi data kelas sesuai dengan kelas yang direncanakan pada tahun ajaran baru akan datang. Misalnya bisa dilihat pada daftar kelas SMPN 2 Daha Selatan:



3. Klasruum (Ruangan)


Entah siapa yang salah, saya bingung juga melihat terjemahan ke bahasa Indonesia menjadi Klassruum. Tapi maksudnya adalah data semua ruangan yang bisa dipakai untuk belajar. Jadi bisa ruang kelas (Ingat ruang kelas beda dengan kelas), Laboratorium, Perpustakaan, Aula dan sebagainya.



4. Guru


Selanjutnya isilah data-data guru yang ada disekolah. Menambah data guru baru klik data baru. Lihatlah contoh data guru di bawah ini:



Perhatikan kolom waktu, dengan klik tombol waktu kosong kita dapat menentukan hari apa saja guru ybs kena jadwal mengajar dan jam berapa saja yang bisa mengajar.


Yang penting dan utama adalah pembagian jam mengajar guru permata pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan klik guru ybs lalu tekan tombol Pelajaran.



Pada contoh ini, Bu Guru Budhi Annisa, S.Pd mengajar mata pelajaran IPA dan Seni Budaya. IPA ada 4 jam pelajaran perminggu dipecah menjadi 2 jam pelajaran setiap pertemuan. Sedangkan Seni budaya ada 2 jam pelajaran perminggu.


5. Generate Jadwal


Kalau semua data sudah OK silakan klik Menu Jadwal dan klik tombol Jadwal Baru.



Anda bisa memilih kategori penyusunan jadwal tingkat Normal, Sedang atau Tinggi. Bedanya adalah waktu yang diperlukan komputer untuk menyusun jadwalnya. Kategori kesulitan tinggi hasilnya bagus tapi memerlukan waktu hampir berjam-jam. Selamat Mencoba.


Bagi anda yang belum memiliki program Asc Time Tables bisa mendownload di Internet www.asctimetables.com.