01 November 2008

Teknologi Tepat Guna Pendidikan

Pangkat dan golongan guru sebagai jabatan fungsional ditentukan oleh aktifitas dan kegiatan guru mengajar. Setiap akan naik pangkat guru harus membuat perhitungan usulan angka kredit sesuai dengan kinerjanya masing-masing.
Banyak guru mentok pangkatnya pada golongan IV/a karena salah satu syarat pada golongan ini yakni cukup sulit, yakni harus membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI). Penyebabnya adalah ditolaknya Karya Tulis Ilmiah yang diajukan. Akar masalahnya adalah tidak semua guru memiliki kemampuan menulis KTI, beberapa memiliki KELEBIHAN LAIN, seperti membuat alat peraga, karya teknologi tepat guna dan karya seni.
Sesuai dengan KepMendikbud Nomor 25 tahun 1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Karya teknologi tepat guna dapat memiliki nilai/angka kredit tersendiri. Karya teknologi tepat guna tersebut dapat digunakan sebagai alat action/intervensi pada Penelitian Tindakan Kelas atau Penelitian Eksperimen, dan laporan penelitian tersebut tetap memperoleh nilai/angka kredit tersendiri.
Apa itu Teknologi Tepat Guna (TTG)? TTG adalah teknologi yang diterapkan pada bidang tertentu (misal olahraga, rumah tangga, pendidikan dsb.) sehingga menghasilkan manfaat pada bidang tersebut. Teknologi yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan menggunakan sumber daya yang sesuai atau tersedia di lingkungannya. Umumnya berupa peralatan yang relatif sederhana, mudah dibuat dan dioperasikan.
Menurut KepMendikbud diatas, teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdayaguna dan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah, murah, dan sederhana.
Teknologi Tepat Guna yang dapat dinilai angka kreditnya terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras :
  • kincir air yang dimanfaatkan untuk menumbuk padi atau untuk menghasilkan listrik
  • mesin perontok padi
  • mesin penetas telur dengan kotak kayu
  • pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan drum
  • rangkaian elektronik penghemat daya listrik
Perangkat lunak :
  • program aplikasi komputer
  • sumber belajar berbasis komputer
Dalam dunia pendidikan, TTG yang dibuat oleh guru dapat ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria :
  • Berupa teknologi tepat guna dalam proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling.
  • Teknologi tersebut bersifat lebih memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konsleing dengan hasil yang lebih baik atau lebih optimal.
Bukti Fisik :
  • Uraian tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan yang dilengkapi dengan gambar dan lain-lain yang dianggap perlu.
Pemberian Angka Kredit :
  • Angka kredit diberikan setiap penemuan teknologi tersebut (dengan nilai 5).
Perlu diketahui, penemuan teknologi tepat guna tidak hanya bisa dilakukan oleh guru teknik (SMK), tetapi dapat juga oleh guru non teknik, termasuk guru SD, SMP dan SMA. Lingkup instrumental input yang menerapkan teknologi tepat guna :
  1. Sarana praktek/praktikum, umumnya pengertian teknologi tepat guna hanya berupa hardware. Peluang untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam bidang : peralatan praktikum keteknikan, kimia, fisika, biologi, matematika bahkan ilmu sosial.
  2. Sistem pembelajaran, dapat ditemukan hardware maupun software untuk memudahkan dan meningkatkan hasil pembelajaran, teknologi tepat guna untuk mendukung sistem belajar jarak jauh, sistem belajar yang membuat siswa menjadi lebih aktif dan sejenisnya.
Sistem penilaian, teknologi tepat guna dapat diterapkan dalam hal hardware maupun software untuk memudahkan sistem penilaian. Alat bantu pendidikan, biasanya berupa hardware seperti OHP, papan tulis mekanis.

Teknologi tepat guna pada faktor pendukung pembelajaran misalnya; Bahan ajar/sumber belajar, Media pembelajaran, Sarana praktek/praktikum, Sistem penilaian, Sistem pembelajaran. Sedangkan Teknologi tepat guna dalam mata pelajaran BK dapat diterapkan dalam hal : Sistem penanganan kasus, Sistem informasi, Sistem diagnosa kasus, Tes psikologi, dsb.

Contoh TTG yang berupa alat praktikum misalnya: Mikroskop dan teleskop sederhana, Alat uji/pelatih kelincahan dalam olah raga, Alat pengukur derajat keasaman (pH), Alat pengukur kekuatan magnit. Sedangkan contoh TTG yang berupa alat bantu mengajar adalah Papan tulis mekanis (lipat, gulung dsb), OHP dengan kotak sederhana, Proyektor slide. Alat berlatih bentuk permainan yang dapat dikategorikan sebagai TTG seperti Alat permainan untuk melatih kecerdasan, Alat permainan untuk melatih keterampilan.

Sekarang, apa syarat Teknologi tepat guna berupa perangkat keras yang sesuai kriteria?
  • Merupakan penemuan baru, belum ada sebelumnya.
  • Pernah ada tetapi memiliki tingkat modifikasi yang tinggi (70%)
  • Pernah ada tetapi memiliki sistem yang berbeda, lebih baik, lebih efektif atau lebih efisien
  • Memiliki konstruksi yang sistematis, memiliki rangkaian struktur tertentu (jadi tidak terlalu sederhana, misalnya : hanya terdiri dari satu batang atau satu bahan).
  • Menggunakan bahan yang ada di sekitarnya, tetapi tidak mesti dari tumbuhan atau barang bekas. Jadi yang penting bahannya yang mudah ditemukan di sekitarnya.
  • Dapat digunakan di kelas dalam proses pembelajaran
  • Bersifat permanen (dapat digunakan secara berulang)
  • Bila berupa alat, menunjukkan kerapian pembuatan (tidak asal jadi), rancangan harus asli temuan sendiri sedangkan pembuatan dapat dibantu orang lain (tetapi tidak boleh semuanya dibuat orang lain).
Sedangkan Teknologi tepat guna berupa perangkat lunak yang sesuai kriteria adalah:
  • Merupakan penemuan baru, belum ada sebelumnya.
  • Pernah ada tetapi memiliki tingkat modifikasi yang tinggi (70%)
  • Pernah ada tetapi memiliki sistem yang berbeda, lebih baik, lebih efektif atau lebih efisien
  • Memiliki alur kerja yang sistematis, memiliki rangkaian struktur tertentu (jadi tidak terlalu sederhana, misalnya : hanya terdiri dari satu atau dua langkah).
  • Menggunakan software yang ada di sekitarnya.
  • Dapat digunakan di kelas dalam proses pembelajaran
  • Bersifat permanen (dapat digunakan secara berulang)
  • Rancangan dan pembuatan harus dibuat sendiri.
Contoh Teknologi Tepat Guna berupa Program Aplikasi Komputer misalnya:
  • Bahan ajar lengkap satu semester dengan menggunakan Flash Macro Media, Visual Basic atau program lain
  • Sistem informasi pendidikan untuk sekolah yang berhubungan dengan proses pembelajaran, dengan menggunakan program/bahasa komputer tertentu (Java, PHP dll)
  • Memiliki inovasi yang belum ada sebelumnya.
Sebuah TTG perangkat lunak dapat ditolak karena:
  • Tidak dapat digunakan dalam proses pembelajaran
  • Tidak bermanfaat dalam meningkatkan mutu pembelajaraN
  • Bukan penemuan baru, karena sudah ada sebelumnya dengan tingkat modifikasi rendah, kurang dari 70%.
  • Sudah ada sebelumnya dan memiliki sistem yang sama dengan yang sudah ada
  • Temuan teknologi tepat guna yang berbentuk alat praktikum, bukan pada bidang mata pelajaran yang diajarkan.
  • Sudah ada di buku pelajaran tanpa modifikasi 70% atau tanpa pembaruan sistem.
Demikian sedikit informasi mengenai TTG bagi guru yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus menambah angka kredit. Diharapakan para guru untuk terus meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar mengajar dengan menggunakan TTG.

15 komentar:

  1. pertamaxx... :P mungkin hanya beberapa guru yang sudah menerapkan dalam mengajar :)

    BalasHapus
  2. Teknologi Tepat Sasaran adalah ga pak? hehe...

    BalasHapus
  3. kalo misal MENDIKNAS bisa dngar omongan kita..
    aku usul nih,..
    Ngeblog masukin ke Kurikulum Sekolah.. Bisa kira2 ya PakGuru..?? he..he..

    BalasHapus
  4. @akangjuned:
    Trims, anda komen pertamaxx..he..he.he..
    Memang TTG jarang dibuat oleh guru di Indonesia, jadi mari kita coba mulai dari diri kita sendiri. Setuju?

    @agus:
    Teknologi Tepat Sasaran? ada nggak ya...mhhmmm
    kalau yang lebih mahall..banyak..(becanda ky hit anti nyamuk he..he..he)
    Yap, tepat guna kira-kira sama arti dengan tepat sasaran. Wah, kalau dari segi bahasa ini yang lebih berkompeten mengomentari sih, Pak Sawali Tuhusetya..monggo pak Sawali..

    @ifoell:
    Setuju....
    Masukin aja ngeblog ke kurikulum, berarti lumayan sekolah bisa dapat akses internet dari Depdiknas gratis (mimpi kali ye?)

    BalasHapus
  5. Tes 1..2...3.. testing koment

    karena banyak keluhan..untuk sementara komen pakai jendela pop up ini aja...nanti terus diperbaiki para teknisi saya demi kenyamanan tetamu sekalian

    BalasHapus
  6. maaf mau nyoba komentar, pak syam, sambil jalan-jalan. mudah2an dengan kolom komen yang ini bisa lebih gampang dan lancar, pak.

    BalasHapus
  7. ternyata benar,pak syam, kolom komen model pop up agaknya masih ada beberapa masalah. pakai yang ini lebih ok!

    BalasHapus
  8. dq ingat niy sm pelajaran ketrampilan waktu di SD..di suruh bu guru bikin prakarya...
    Sekaran jaman sudah berubah, semua serba instan, berfikirpun secara instan, shg sdh sulit mencari guru2 yg kreatif..

    BalasHapus
  9. kalu untuk sekolah dasar kira2 apa ya pak?

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.