28 November 2008

Diskriminasi Akademis

Seorang teman datang mengeluh. Dia gagal ikut pendaftaran CPNS tahun 2008 ini. Padahal formasi yang tersedia sudah sesuai dengan jurusan pendidikan yang dia miliki, yakni Sarjana Ilmu Komunikasi. Semua syarat, mulai dari umur, IPK, dan sebagainya sudah memenuhi kecuali satu hal....dia tamatan IAIN.

Menurut panitia tes CPNS, yang dicari adalah sarjana komunikasi tapi bukannya tamatan IAIN. Tentu saja sang teman tadi kecewa dan emosi. Katanya : "kalau memang tamatan IAIN tidak diterima di sini, seharusnya dipengumuman ditulis dong TIDAK MENERIMA LULUSAN IAIN"!. Bayangkan kerugian yang telah dia alami. Waktu, biaya dalam mempersiapkan berkas-berkas. Bayangkan lagi seandainya dia datang dari luar daerah yang jauh.

Saya heran, apa dasar hukum dan rujukannya sehingga terjadi diskriminasi akademis dalam penerimaan CPNS tahun ini. Apa bedanya IAIN dengan Perguruan Tinggi lainnya. Bukankah IAIN berstatus negeri dan jelas telah terakreditasi. Apakah harus ada dikotomi lulusan PT umum dan lulusan PT "agamis".

11 komentar:

  1. kejadian semacam itu memang seringkali terjadi dalam proses rekruitmen cpns, pak syam. sepertinya transparasi di negeri ini, meski sudah sering digembar-gemborkan, masih terasa sulit diwujudkan. apa sih susahnya memberikan informasi yang jelas kepada cpns sehingga mereka tdk merasa dikecewakan. jadi ikut geram juga nih, pak.

    BalasHapus
  2. Tahun-tahun sebelumnya juga ada daerah yang tidak menerima pendaftar dengan ijazah IAIN, khususnya untuk tenaga guru. Alasannya mungkin karena Departemen Agama selaku induk IAIN juga memiliki proses penerimaan calon pegawai sendiri.

    BalasHapus
  3. dalam permasalahan ini, saya tidak melihat adanya masalah konspirasi atau sejenisnya.
    Sepengetahuan saya, masalah ini kerap terjadi karena ketidaktahuan para penyusun formasi tentang posisi dan kedudukan sebuah jurusan.

    Ada yg lebih ajaib Pak Syam...
    tahun lalu di Banjarbaru muncul sebuah jurusan yg membingungkan. Saya sampaikan kepada rekan di BKD Banjarbaru bahwa jurusan & jenjang tersebut TIDAK ADA DI INDONESIA, namun apa daya, orang-orang yg menyusun formasi itu mungkin lebih tau, sehingga ngotot kalau itu ada.
    Saya tak mau kalah ngotot, akhirnya nelp teman yg kebetulan tugas di DEPDIKNAS, pusat sana, minta informasi keberadaan jurusan tersebut, walhasil, jurusan tersebut memang jurusan gaib, alias TIDAK ADA SE-INDONESIA...
    Hebat bukan mereka?
    hehehehe.....

    Kembali ke kasus alumni IAIN ini lagi, untuk mereka saya katakan..
    "Alumni IAIN, Bersatulah Kalian, jelaskan posisi yg sebenarnya setara itu !!! Serukan kepada IAIN sebagai sebuah institusi untuk tidak IMPOTEN ! Institusi juga harus bersuara !!! Kalau tak berani, lebih baik bubarkan saja !!! Sebab, buat apa ada institusi yg tak mau mendukung alumninya, apalagi masih banyak yg menuntut ilmu di sana...
    *maaf Pak... ikut emosi...*

    BalasHapus
  4. Nampaknya orang-orang IAIN, begitu juga kampusnya, turun tangan dong ... itu ngak fair. Kog dibiarkan sih? Ada-ada sazza.

    BalasHapus
  5. jelas ini gak bisa dibiarkan. belum ikut bertanding alias tes tapi sudah dipukul ka-o.

    seperti kata pak ewa, ya sebaiknya demo aja. pemerintah kan paling takut didemo

    BalasHapus
  6. sepertinya memang diskriminasi ga' ada habisnya.. tidak hanya itu yg beda instansi antara lembaga pendidikan dan BKD,sesama lembaga pendidikan pun seringkali mengkhianati, coba apa juga perlunya Ujian Nasional bila masuk perguruan tinggi kita harus tetap dites..
    masalah rekruitmen ini memang aneh, kemarin teman saya lebih parah lagi nyoba di Kalteng dan kalsel di tolak. teman ini angkatan 2000 baru lulus kemarin dgn predikat Sarjana Pendidikan akutansi (krn ia angkatan lama dgn jurusan pendidikan ekonomi-akutansi--angkatan baru sekarang tak ada lg akutansinya) yg dicari dlm formasi adl sarjana pendidikan ekonomi.. lah dia ditolak mentah2.. gmn coba?

    BalasHapus
  7. setuju sama pak zul, ini memang membuat seorang petarung kalah sebelum bertanding.
    benar-benar tidak adil! (tapi siapa bilang hidup itu adil?)
    mestinya diskriminasi semacam ini tidak terjadi lagi saat semuanya mengusung tema reformasi seperti sekarang. sudah direformasi toh?
    lagipula kompetensi seseorang toh tidak bisa diukur dari institusi asalnya, apalagi tanpa kesempatan bertanding seperti itu.

    BalasHapus
  8. Pak Ideris, ulun lain guru, bolehkah ulun umpat bekesahan di sini?

    deden m. ihsan
    samarinda

    BalasHapus
  9. kasihan ya..??
    kenapa ngga ke Kabupaten Pohuwato aja bang... he..he..he.. disini lulusan apa saja diterima..yg penting dari PT yg terakreditasi

    BalasHapus
  10. yang saya tahu,
    itu masalah akreditasi jurusan,
    dan sudah disampaikan pada tahun2 penerimaan sebelumnya,
    dan saya tidak tahu bagaimana sikap pihak IAIN sendiri menyikapi masalah yang berkenaan dengan lulusannya ini,

    BalasHapus
  11. ironis n tragis bro..sering jg dq dengar2 dari media kasus spt ini yg melanda tmn2 tamatan kejar paket A, B dan atau C! Inilah salah satu hal yg harus direform!!

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.