01 Agustus 2008

Membakar Lahan, Bolehkah?

Cuaca kota kota Kandangan hari ini cerah. Pagi-pagi berangkat ke Bajayau terasa nyaman. Udara sejuk dan matahari baru terbit berwarna merah di kaki pegunungan Meratus. Satu dua lampu jalan masih menyala dan belum banyak toko di pinggir jalan yang buka.

Perjalanan saya masih jauh ke tempat anak-anak didikku. Agar sampai ke Bajayau terlebih dahulu harus menempuh perjalanan Kandangan-Nagara sekitar 30 Km yang memakan waktu 45 menit. Kemudian dilanjutkan perjalanan Nagara-Bajayau naik klotok lewat sungai sekitar 1 jam.

Tapi hari ini ada yang berubah. Perjalanan naik sepeda motor tidak lagi menyenangkan setelah melewati daerah rawa di Daha Selatan. Kabut asap mulai melingkupi cakrawala. Pandangan mata jadi perih dan jarak pandang hanya sekitar 50 meter. Belum lagi udara dingin menusuk tulang yang dapat dilihat dari basahnya kaca depan helm dengan air embun yang menutup pandangan.

Setelah saya lihat-lihat dan saya teliti sepanjang jalan. Ternyata para petani dan peladang di Daha Selatan sudah mulai memasuki masa tanam. Mereka beramai-ramai membakar lahan mereka. Tujuan mereka agar semak belukar yang menutupi lahan cepat hilang tanpa banyak mengeluarkan waktu dan biaya.

Tapi lihatlah apa yang terjadi. Kabut asap mulai menyelimuti. Udara tidak lagi bersih dan alami. Jarak pandang yang terbatas membahayakan transportasi. Kalau sudah begini, masih bolehkah membakar lahan?

3 komentar:

  1. waduhhh,
    jadi teringat cerita seorang kawan yang tempo hari menjadi anggota TIM pemadaman kebakaran lahan menggunakan pesawat bom air milik Rusia itu.

    Mereka sebelumnya di Sumatera dan diprotes penduduk. Alasan penduduk adalah: Mereka sengaja membakar untuk buka lahan, eh.. malah dibom air dan dipadamkan. Mereka marah.

    ups... saya memang tak mengerti sama sekali soal pertanian ini. Tapi bakar-bakaran seperti itu memang jelas merugikan orang lain nampaknya.

    BalasHapus
  2. Secara serampangan janganlah.

    BalasHapus
  3. Walah..walah, ada pembakaran ladang lagi tho?
    Bisa sesak napas niech.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.